Sore itu, 30 Maret 2018, aku berada di Sidenreng Rappang, suatu kabupaten yang berlokasi kurang lebih 3 jam dari Kota Makassar. Saat itu, aku seharusnya sudah berada diperjalanan menuju bandara untuk pulang ke rumah setelah seminggu sebelumnya di site, tapi karena sesuatu dan lain hal aku diperpanjang beberapa hari di site . Dan karena tanggung bolak balik makassar-jakarta, jadi aku memilih stay disana saat weekend.
Pesan whatsapp aku berbunyi, ada pesan dari kakak aku, mba dita, yang tiba-tiba menanyakan hal yang tidak biasa, padahal sebelumnya kami lagi chit-chat biasa mengenai obat yang mau dibeli di luar negeri. Rencananya mau titip dari teman kuliahku yang bekerja di sana, tapi ternyata teman SD mba dita sudah konfirm duluan untuk mau dititipkan obat tersebut.
Tidak ada perasaan apa-apa saat membaca pesan tersebut, dibenakku hanya "Oh,mungkin mba dita lagi baper sekarang". Sudah biasa kalau mba dita tiba-tiba baper, penyakitnya ini memang bisa mempengaruhi emosionalnya, mungkin karena pengaruh obat sehingga hormon membuat emosinya tidak stabil.
Sudah biasa juga kalau aku meresponnya dengan positif, memberikan semangat untuk terus berjuang melawan penyakitnya yang pada sampai ini masih belum diketahui jelas apa penyakitnya, karena penyakit ini banyak wajahnya, dan ternyata menyerang kakakku tidak hanya satu bagian tertentu, tapi beberapa bagian tubuh. Dan kondisi terakhir saat dia mengirim pesan, ada beberapa flare di kaki nya sehingga menyebabkan demam naik turun. Kondisinya mirip-mirip setahun lalu, awal mula penyakit ini berkembang, sehingga kondisi ini membuat mba dita down lagi.
Tetapi tiba-tiba tanpa sadar air mata menetes saaat membaca kelanjutan pesannya.
"Titip keponakan kamu yah"
" Daffa Muhammad Arkan"
"Masa depannya masih panjang :'( :'( :'( "
Dengan tegar aku hanya membalas "iyaaa", suatu jawaban yang aku tulis benar-benar tulus dan singkat, karena tidak tahu lagi harus berkata apa, padahal air mata sudah menetes. Setelah itu, kami melanjutkan chit-chat lagi seperti biasa. dari isi pulsa gopay sampai rencana mau ke BBW.
Tidak ada firasat apa-apa, atau perasaan apa pun, sampai keesokan harinya. Hingga pada selasa sore, 3 April 2018, mama menelponku berkali-berkali, dan akhirnya setelah beberapa kali menelpon, mamaku mengabarkan bahwa mba dita sudah tidak ada..selamanyaa...
(bersambung)